Karena menurutnya, didunia kerja, semua manusia memiliki perananannya masing-masing dan saling mengisi. Tidak ada perusahaan atau badan usaha, bisa berjalan tanpa karyawan.
Terkait training tersebut, Ismu menyebut bahwa kegiatan ini sangat positif. Untuk itu dia mengapresiasi pihak panitia penyelenggara. Sebab training ini bakal membuka segala ketidak tahuan, menjadi solusi berbagai masalah yang ada pada buruh. Nantinya pasti dapat membuka wawasan para buruh agar tak sampai salah persepsi.
Acara ini turut dihadiri Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih, perwakilan Disnakertrans Kutim, Ketua Hapindo, beberapa menajemen perusahan di Kota Sangatta, Ketua DPC FPE-KSBSI Arham dan seluruh pekerja dibawah naungan FPE-KSBSI.
“Dengan adanya training paralegal ini, kita dapat memahami apa hak-hak dan kewajiban kita yang harus dipenuhi perusahaan atau investor,” ucap orang nomor satu di Pemkab Kutim tersebut.
Ia pun berharap, apabila para buruh sudah memahami dan sejalan dengan perusahaan, maka tidak akan ada missed communication. Disnakertrans Kutim saat ini sudah menjalankan tupoksi dengan baik. Sehingga segala permasalahan di pertambangan atau ketenaga kerjaan di Kutim, belum ada yang sampai ke dirinya. Karena sudah dapat diselesaikan oleh Disnaker Kutim.
Sementara itu, Riswan Lubis selaku Ketua DPP FPE-KSBSI mengaku senang dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut. Karna secara langsung dapat mengedukasi para buruh yang dinaungi FPE-KSBSI Kutim.
“Ini menjadi acara yang sangat baik dan pertama diperakasai oleh daerah. Saya berharap dapat mendukung kesejahteraan para buruh di Kutim,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua panitia acara, Thamrin Yan mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam penyelenggaran acara itu. Ia memohon maaf jika masih terdapat kekurangan dan berharap kegiatan berjalan dengan lancar serta sukses. (hms7) (Sumber Pro Kutim)