Perkembangan FPE SBSI di Sulawesi dan Maluku didominasi anggota baru yang bekerja sebagai buruh Outsoursing. Selain dari Sulawesi FPE SBSI juga mendatangkan anggota baru dari Sumatera yakni Jambi.
Munas FPE SBSI yang dilaksanakan pada, 27-28 Mei 2013 ini juga menghadirkan seminar seputar masalah perburuhan. Dua seminar yang disuguhkan pada Munas FPE SBSI yakni
1.Regulasi Baru Tentang Jamsostek dan
2.Outsursing pasca lahirnya Permenaker no 19/2012 .
Pada Rakornas KSBSI yang dilaksanakan dihotel Grand Cempaka pada 28-30 Mei 2013 hadir ratusan anggota federasi yang beraffiliasi ke KSBSI. Dalam Rakornas ini, yang menjadi salah satu agenda utama adalah LOGO KSBSI, dimana saat ini logo KSBSI menjadi perebutan antar dua kelompok. Perebutan logo KSBSI ini tentu turut mengganggu federasi yang beraffiliasi ke KSBSI. DEN KSBSI dalam penjelasannya, bahwa saat ini sedang diupayakan kasasi terhadap putusan pengadilan niaga pada pengadilan di Jakarta.
Disela-sela Rakornas KSBSI, DPP FPE SBSI mengumpulkan sumbangan dari anggota yang menghadiri Munas dan Rakornas KSBSI, dalam acara tersebut terkumpul sekitar 6 jutaan untuk perjuangan kawan-kawan di Aceh Tamiang, termasuk membantu membiayai para istri yang suaminya dipenjara di Aceh Tamiang.
Selain itu DPP FPE juga memberikan penghargaan kepada 2 DPC FPE SBSI yang terbaik yakni DPC FPE Kab. Siak, Riau dan DPC FPE Kota Samarinda. Selain penghargaan ke DPC FPE SBSI, DPP FPE juga memberikan penghargaan kepada PK FPE Nusa Halmahera Mineral di Halmahera Utara.