KSBSI itu memiliki rekanan serikat-serikat buruh internasional dan kita salah satu serikat buruh yang berafiliasi ke Internasional. Mr Stin adalah Serikat buruh dari Belgia parner sejak 1995 mereka memberikan bantuan dalam bentuk pendidikan kepada anggota untuk bernegosiasi, meningkatkan kapasitas dalam pengorganisasian dan ada banyak kerja sama lainnya. Dengan adanya bencana seperti ini, mereka (ACV) memberikan bantuan solidaritasnya dalam bentuk anggaran, termasuk serikat buruh dari Belanda dan ITUC,” jelasnya.
Senada, Koordinator Wilayah (Koorwil) KSBSI Sulteng, Ladandu, mengatakan, bantuan untuk anggota KSBSI terdampak bencana di Sulteng merupakan yang keempat kalinya disalurkan dari dana solidaritas anggota KSBSI se-Indonesia.
“Kali ini, kita serahkan perlengkapan sekolah, berupa tas, baju, celana, sepatu dan alat tulis sebanyak 200 paket ebih serta bantuan sembako sebanyak 500 paket. Sebelumnya, kita juga telah menerima bantuan dari KSBSI dari Morowali dan Luwu Timur serta bantuan sembako dan satunan yang diatar langsung Presiden KSBSI,” kata Karlan Ladandu.
Selain menyerahkan bantuan, Sekjen KSBSI, Edward Mapaung dan Mr. Stin dijadwalkan mengunjungi sejumlah titik lokasi bencana likuifaksi.
Stijn Situbin dsari ACV-CSC Belgia, mengunjungi PLTU yang terkena gempa dan tsunami(dok FPE)
SEKJEN UPAYAKAN DILIBATKAN DALAM PROYEK REHABILITASI
Sekjen KSBSI, Edward dan Mr. Stin dalam kunjungannya ke Palu juga melakukan dialog dengan para anggota KSBSI Sulteng terdampak bencana. Pada kesempatan itu, Edward menjanjikan bakal berkoordinasi dengan pemerintah mengenai kebutuhan masyarakat, khususnya anggota KSBSI.
Ia berjanji, bakal mengupayakan agar anggota KSBSI yang menjadi korban dan kehilangan kerja, untuk dilibatkan dalam proyek rehabilitasi dan pemulihan infrastruktur di Pasigala.
“Salah satu upaya kami, akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat. Kami akan mencoba memberi tawaran kepada pemerintah untu membuat program padat karya, melibatkan anggota kita dalam proyek rehabilitasi dan pemulihan infrastruktur,” jelasnya.
Diketahui, berdasarkan hasil pendataan KSBSI Sulteng, terdapat 389 anggota KSBSI menjadi korban bencana di Pasigala. 14 orang diantaranya, meninggal dunia dan 7 orang mengalami luka berat. Kehilangan rumah sebanyak 45 orang dan rumah rusak berat sebanyak 132. HGA (Sumber : Sulteng Raya)