LEADERSHIP TRAINING COURSE
Sementara itu dihotel yang berbeda FPE KSBSI bekerja sama dengan Solidarity Center ( AFL-CIO) melakukan training Leadship Training Course. Kegiatan training yang dilakukan di hotel Prime Park, Pekanbaru dilaksanakan pada, 8 April 2021. Dua puluh lima peserta menghadiri kegiatan terdiri dari 3 wilyah. Mereka berasal dari DPC FPE KSBSI Kab. Bengkalis, DPC FPE KSBSI Kota Pekanbaru dan DPC FPE Kab. Siak.
Dalam sebagai pembicara dalam kegiatan ini yakni Willy Balawaba sebagai utusan Solidarity Center.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Riswan Lubis selaku Ketua Umum, Saut Pangaribuan selaku Wakil Ketua bidang Konsolidasi dan Nikasi Ginting, selaku Sekertaris Jenderal.
Pada kesempatan tersebut Riswan Lubis menyampaikan kepada Solidarity Center yang mau tetap bekerjasama dengan FPE KSBSI dalam melakukan training-training kepada anggota FPE.
Sementara itu Wily dalam paparannya menjelaskan bagaimana cara memimpin sebuah serikat buruh.
Tiga (3) prinsip dasar kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam filosofi jawa adalah : 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha. Artinya,di depan memberi teladan.Pemimpin harus menjadi contoh bagi anak buahnya.
2. Ing Madya Mangun Karsa.Artinya ,di tengah membangun kehendak atau niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
3. Tutwuri Handayani . Artinya dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.
Lebih jauh Willy menjelaskan Ketiga prinsip tersebut perlu dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingan.Banyak orang melakukan kesalahan,yaitu hanya mengedepankan satu gaya kepemimpinan .Pemimpin yang mengutamakan leading,leading dan leading.Gaya ini baik untuk anak buah yang kurang berpengalaman,tetapi membosankan bagi mereka yang sudah berpengalaman.
Para peserta terlihat serius memimikirkan keberlanjutan bekerja
MEMBANGUN KERJASAMA
Selanjutnya Korwil KSBSI Riau menghadirkan pimpinanan Asosiasi Kontraktor Migas Riau (AKTR), Azwir.
Dalam pertemuan tersebut dibahas terkait keberadaan AKTR yang dihuni oleh para kontraktor Migas yang ada di Riau.
Dalam pertemuan tersebut Azwir memaparkan bahwa memang sebagian para kontraktor yang ada di Riau merasa ragu dapat bkerja sama dengan organisasi buruh dalam naungan KSBSI.
“Hal ini berdasarkan pengalaman yang masa lalu, namun saya selaku Ketua berusaha menyakinkan para kontraktor migas di Riau tentang bagaimana seharusnya kita membangun kerjasama di Riau.” tutur Azwir.
Selanjutnya Riswan Lubis menjelaskan bahwa baik FPE maupun Korwil KSBSI Riau pada beberapa tahun belakangan ini konsentrasi memikirkan keberlanjutan bekerja para buruh yang bekerja dilingkungan Chevron Riau.
“Berbagai upaya kami lakukan secara bersama-sama dalam rangka memikirkan keberlanjutkan pekerjaan bagi anggota FPE yang mana pada 21 Agustus 2021 masa kontrak PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan berakhir” jelas Riswan.
Terkait hal tersebut FPE dan Korwil KSBSI Riau sedang membangun kemitraan dengan berbagai pihak agar dapat memastikan bahwa anggota FPE KSBSI yang awalnya bekerja di Chevron akan tetap bekerja pasca berakhirnya kontrak Chevron.
Selanjutnya Juandi Huaturuk selaku Korwil KSBSI Riau, menjalsakan bahwa dalam waktud dekat kita akan bersama-sama menghadap Direktur Pertamina Hulu Rokan yang berkantor di Jakarta.
“Kita akan membicarakan berbagai kerjasama yang dapat kita lakukan pasca 21 Agustus 2021, dimana PT. Pertamina akan menguasai pengelolaan PT. CPI.” ungkap Juandi.
Sementara itu baik AKTR , Korwil KSBSI Riau menyepakati akan membuat sebuah Memorandum of Understanding (MoU) terkait keberlanjutan bekerja bagi anggota FPE KSBSI di Riau , maupun membangun hubungan yang harmonis antara para kontraktor Migas dan serikat buruh.
Selain itu, baik AKTR, Korwil KSBSI Riau dan DPP FPE KSBSI menyepakati akan bertemu dengan Direktur PT Pertamina Hulu Rokan di Jakarta dalam waktu dekat. Mengenai waktu pertemuan akan dikordinasikan kemudian.